Seperti sebelumnya, kali ini pun aku menulis pantun yang berbalas. Ini pantunnya :
pergi ke sawah dengan pak tani
pulang ke rumah hari t'lah senja
berikan senyum untukku ini
meskipun hanya sekali saja
dari jari sampai ke betis
boleh dilihat jangan diraba
senyumku ini tidak gratis
jadi berani bayar berapa
Friday 20 June 2014
Thursday 19 June 2014
pantun garing #3
Huff ternyata susah juga membuat pantun. Menentukan kata yang berima a-b-a-b memang tak mudah.
ini pantun berikutnya. kali ini pantun yang berbalas :
elang terbang di balik awan
mengintai mangsa sambil melayang
wajah cantik indah menawan
siang dan malam slalu terbayang
tidak dipetik bunga kan layu
tidak dimakan nasi kan basi
janganlah abang coba merayu
kalau dompet tak ada isi
Selanjutnya aku memikirkan isi yang menyatakan bahwa uang itu tidak begitu penting. yang penting adalah hati, cinta, perasaan, bla-bla-bla. Namun setelah corat-coret di kertas, tidak berhasil juga.
Ya sudah.. 2 pantun di atas cukuplah untuk hari ini.
ini pantun berikutnya. kali ini pantun yang berbalas :
elang terbang di balik awan
mengintai mangsa sambil melayang
wajah cantik indah menawan
siang dan malam slalu terbayang
tidak dipetik bunga kan layu
tidak dimakan nasi kan basi
janganlah abang coba merayu
kalau dompet tak ada isi
Selanjutnya aku memikirkan isi yang menyatakan bahwa uang itu tidak begitu penting. yang penting adalah hati, cinta, perasaan, bla-bla-bla. Namun setelah corat-coret di kertas, tidak berhasil juga.
Ya sudah.. 2 pantun di atas cukuplah untuk hari ini.
Tuesday 17 June 2014
Hati-hati dengan Fakta Sejarah
Kemarin saya mempelajari sesuatu yang penting mengenai tulis-menulis novel. Ceritanya begini :
Ada novel yang kubaca sebentar lalu kuletakkan lagi. Novel itu kudapat dengan meminjam di Perpustakaan Daerah. novel itu merupakan novel fiksi sejarah. Tidak bisa saya sebutkan judulnya, karena tulisan ini tidak berimbang antara plus & minus novel itu.
Dan yang membuat saya menghentikan membaca adalah :
Ada novel yang kubaca sebentar lalu kuletakkan lagi. Novel itu kudapat dengan meminjam di Perpustakaan Daerah. novel itu merupakan novel fiksi sejarah. Tidak bisa saya sebutkan judulnya, karena tulisan ini tidak berimbang antara plus & minus novel itu.
Dan yang membuat saya menghentikan membaca adalah :
pantun garing #2
Pantun ke dua ini terdiri atas 4 pantun dengan isi yang sama dan beberapa variasi sampiran. Kutulis di kertas orat-oret semalam, kupindahkan ke blog ini. ini pantunnya :
awas jangan sampai terluka
bila sedang memotong kuku
bukan perkara suka tak suka
ini diluar kemampuanku
awas jangan sampai terluka
bila sedang memotong kuku
bukan perkara suka tak suka
ini diluar kemampuanku
pantun garing #1
Mau menulis pusi tidak bisa. Ya sudah, untuk melatih otak aku menulis pantun saja. Mungkin pantunnya garing. Tapi peduli amat, yang penting bisa nulis. bukankah menulis mendatangkan kepuasan. Ini pantun hari ini :
lapangan tempat orang berlari
kelas tempat murid belajar
meski terus engkau berlari
takkan berhenti aku mengejar
atau
lapangan tempat orang berlari
kelas tempat murid belajar
meski terus engkau berlari
takkan berhenti aku mengejar
atau
Monday 16 June 2014
aku (mau) ikut lomba cerpen fikfan juni 2014
Akhirnya lomba itu muncul lagi. Setelah dinanti-nanti soal cerbul juni 2014 pun keluar. Soalnya adalah :
Buatlah cerita dengan
protagonis cerita adalah makhluk dengan tinggi badan 20-100 meter!
Wah, ini sangat diluar dugaan. Sejujurnya aku lebih suka dengan protagonis manusia berukuran manusia biasa. Namun ini berarti sebuah tantangan. Bisakah aku membuat cerpen fikfan untuk menjawab soal itu?
Akupun langsung mencari di google. Benda apa yang tingginya 20 sampai 100 meter, untuk bayangan, supaya mudah membuat ceritanya.
Ternyata tinggi monas adalah 132 meter, aku sendiri belum pernah ke monas. Maklum orang udik.
Berarti monas over height, tapi bedanya hanya sedikit. Jadi andai protagonis 100 meter dan melompat, maka monas akan terlompati. Atau bila protagonis berbentuk manusia raksasa dan ingin menjangkau puncak monas, maka tangannya akan sampai.
Wednesday 4 June 2014
The Magician's Apprentice
Judul : The Magician's Apprentice
Penulis : Trudi Canavan
Penerjemah : Ingrid Nimpuero
Tebal : 959 hal
Cetakan I : 2009 (Australia)
Akhirnya aku selesai membaca buku Magician's Apprentice, meski harus aku akui, ada bab-bab yang aku lewatkan. inilah sifat buruk
yang belum bisa aku hilangkan.
Magician's Apprentice merupakan prekuel dari trilogy
Black Magician. Ini adalah kali ke dua aku membaca buku ini. setelah
menyadari akan kemampuan membacaku, aku pun membaca ulang buku ini.
Magician's Apprentice berkisah tentang penyihir pada zaman antah berantah. Ada 3 negara besar, yaitu Sachaka, Krylia, dan Elyne (mudah-mudah aku tak salah
menuliskan). Selama beratus tahun sachaka menjajah Krylia dan Elyne.
kemudian memberikan kemerdekaan.
Pertama-tama aku membayangkan sihirnya berupa tongkat dan mantra. Namun
ternyata aku salah. kemampuan sihirnya adalah merekayasa energi sihir menjadi
apapun. bisa menahan, mendorong, menarik , menghangatkan, membuat bola cahaya,
menyerang, perisai dan lain-lain. tanpa mantra, tanpa gerakan tertentu. Hanya berkonsentrasi menyalurkan
kehendak. aku sangat suka yang seperti ini.
Kemampuan sihir terbatas. diandaikan ada bola sihir dalam tubuh. Kalau
memakai sihir, maka bola itu akan mengecil. Bahkan bisa habis. aku membayangkan
ini semacam MP pada game RPG. bukan seperti cakra pada Naruto. kalau MP habis, penyihir tidak bisa melakukan sihir, tapi fisiknya masih kuat. Sedangkan pada naruto, kalau cakra habis, selain tidak bisa melakukan ninjutsu,
ybs akan tewas.
Alkisah, Tessia sang protagonis ternyata memiliki kekuatan sihir alami dalam tubuhnya. Jadi dia tergolong
penyihir alami. karena itu ia harus belajar sihir, sebab kalau tidak maka sihir itu bocor dan merusak sekitar. Meski sebenarnya ia
lebih tertarik belajar penyembuhan.
Tessia tinggal di tanah pertanian yang disebut lay. Satu lay dikuasai oleh
satu Lord, yang merupakan penyihir. lay tempat tessia tinggal adalah mandrin,
Lord yang berkuasa adalah Dakon. Tessia merupakan anak penyembuh atau tabib. Ia
berperan sebagai asisten bagi ayahnya. tugas mereka mengobati para pelayan yang sakit atau terluka.
Suatu kali lord Dakon menerima kunjungan tamu dari Sachaka, namanya Takado, ia melukai
budaknya. Lord dakon memanggil ayah Tessia. Usai operasi, mereka pulang.
Esoknya Tessia menengok sendiri budak itu. Namun ia bertemu sang tamu.
Lalu terjadi hal yang tak menyenangkan. Sihir Tesia keluar, Takado terpental. Takado
pulang, sementara budaknya (namanya Hanara) tetap tinggal di desa mardin.
Lalu tessia belajar sihir dengan lord dakon ia disebut sebagai murid magang Tessia. Sebelumnya Lord Dakon memiliki satu murid magang lain yaitu Jayan. setelah
menguasai dasar-dasar sihir, Tessia mempelajari ritual sihir tingkat tinggi.
Mengenai MP, MP bisa ditambah tanpa batas jika menggunakan sihir tingkat tinggi. Rahasia sihir
tingkat tinggi ini adalah menyerap kekuatan yang dimiliki oleh orang atau
hewan. Yang diserap dalam sihir tinggkat tinggi bukan sekedar MP. Namun juga
energi tubuh. Yang
menyerap MP nya akan bertambah. Yang diserap bergantung pada belas kasihan yang
menyerap. bisa hanya lemas atau mati. Kalau ternyata masih hidup, maka butuh beberapa waktu memulihkan tenaga untuk diserap lagi.
oh, ya ada istilah untuk orang yang punya banyak energi dalam tubuhnya.
namun tidak bocor keluar. yaitu penyihir laten. mereka adalah sumber energi
yang bisa menambah banyak MP.
Dalam buku ini dikisahkah bahwa Sachaka ingin menjajah kembali
Krylia. Dipimpin oleh Takado. setelah ia mneganaslisa kekuartan krylia dalam kunjungannya, ia menghimpun para ichani. yaitu orang buangan
sachaka yang tidak kebagian tanah.(karena bukan ahli waris)
Ia menyerang desa mardyn saat tessia sedang ke ibukota bersama jayan dan
dakon. ayah dan ibunya beserta sebagian besar penduduk desa yang yain terbunuh.
Krylia pun membentuk pasukan penyihir. mereka mengejar para penyerang.
kucing-kucingan terjadi. para penyerang menyerang desa-desa di perbatasan
sambil menyerap energi para penduduk.
setelah cukup lama kucing-kucingan, konfrontasi pun terjadi.
Cara pertempuran adalah penyihir memasang perisai dan melalukan serangan dengan bola bercahaya, yang kalau terkena akan hangus terbakar. Kusebut saja
bola penghangus.
Penyihir Kyrlia memiliki trik berupa menyalurkan energi pada kawannya,
hingga mereka berkelompok-kelompok yang terdiri dari lima atau tujuh orang,
dalam kelompok itu satu orang membuat perisai, satu orang menyerang, dan
sisanya memberikan energi sihir. sedangkan pihak sachaka berdiri satu-satu.
Bola penghangus dan perisai dibuat dengan komposisi MP
standar, tidak ada penyihir yang membuat bola penghangus berdaya hancur super maksimal seperti
misalnya pada manga Dragonball. Jadi sekuat apapun seorang penyihir, daya hancur satu
bola penghangusnya masih segitu juga. hanya saja, ia bisa membuat bola
banyak-banyak atau perisai berlapis-lapis, tergantung MP masing-masing.
Aha! seperti pada game pertarungan macam King of Fighter, Bahasa waktu saya kecil dulu. ada dua bar, yaitu darah dan ada ilmu. darah untuk life dan ilmu untuk MP. Setiap jurus yang dilakukan akan mengurangi bar ilmu dan menghasilkan damage tertentu(kalo serangannya kena). i see, i see.....
Dalam pertempuran pertama, Krylia mundur lalu mendapat bantuan dari Raja dan para penyihir kota. Kemudian mereka menyerang kemah pasukan sachaka
yang mendapat tambahan bantuan pula., nah
disini saya agak bingung. Dari mana bantuan sachaka datang? Mereka sudah masuk
semakin dalam ke Krylia, seharusya bertemu dengan dengan pasukan Krylia.? Namun
mungkin saja ada jalan lain. Tapi tidak dijelaskan.
Pada pertempuran kedua ini pasukan krylia kembali mundur hingga ke ibukota.
Imardin. Lalu raja berpidato meminta energi dari penduduk kota. Penduduk pun
menyerahkannya. Pasukan Krlya juga mendapat bantuan pasukan penyihir dari negara Elyne dan Elmar. Sementara Sachaka mendapat tambahan bantuan lagi dari Sachaka.
Lalu pasukan Sachaka menyerang ke ibukota. Kali ini pasukan krylia menang, Takado mundur ke kampung halaman. Ia ditangkap oleh kaisarnya sendiri.
Pasukan Krylia menyerang negara Sachaka. Mereka berhasil menaklukkan sachaka. Kaisarnya
menyerahkan Takado. Takado dibunuh oleh dakon. nasib Kaisar tidak dijelaskan.
Hanya disebutkan energinya diambil, mungkin sampai mati.
Lalu Krylia meninggalkan beberapa penyihir untuk memerintah di Sachaka.
Selama masa peperangan itu, Tessia melatih sihir penyembuhan dengan
mencobanya beberapa kali untuk menolong yang terluka atau sakit. Yang selama
ini belum pernah dipakai penyihir lain.
Ada kisah sampingan tentang Stara, ayahnya tuan tanah di Sachaka, ibunya
elyne. Ia pergi meninggalkan Scahaka menuju tanah pelarian di suatu lembah. Ia
membawa teman-temannya. Mereka semua wanita. Menyebut diri sebagai Kaum
Penghianat. Cerita tentang Stara ini kadang-kadang saya lompati.
Apa saja yang dibawa dalam pertempuran? Selain penyihir, para pelayan juga
ikut ke medan perang, mereka menyediakan logistik dan melayani penyihir. Sementara dipihak Sachaka,
para budak yang bertugas untuk itu.
Dalam novel ini, yang agak mencengangkan saya, para penyihir senang
berdiskusi dan berdebat. Para juga tokoh sering berdebat dengan diri sendiri. Jadi sebelum melakukan sesuatu, para penyihir berdebat
dulu. Mungkin supaya pembaca tidak bertanya-tanya. atau supaya pembaca tidak
bisa mendebat lagi.
Semuanya suka berpikir dan menganalisa, semua orang memiliki nalar yang sama, termasuk
budak!
Ada Bel di pintu! Mungkin maksudnya lonceng.
Satu lagi, kok para penyembuh itu egois amat dan tidak mau belajar sihir. Dan para
penyihir tidak mau belajar penyembuhan. Bayangkan, sesuatu yang harus dilihat
dengan mikroskop,kateter, USG dan sebagainya di masa ini, bisa dilakukan dengan mudah tapa membedah atau
melubangi tubuh! Ini kan suatu teknik kedokteran tingkat tinggi. Padahal mereka
sudah mengenal sihir ratusan tahun. Yach mungkin karena terlalu sibuk berdebat.
Kebetulan saja Tessia, seorang yang berminat di bidang penyembuhan terpaksa
belajar sihir. Jadi sihir bisa dipakai untuk penyembuhan.
====
Syukurlah aku bisa menyelesaikan ini. Terus terang aku sangat mualas mengulang untuk membacanya. Namun demi kebaikanku sendiri, demi menambah amunisi dalam menulis. ku baca lagi, dech.
Semangat!
Subscribe to:
Posts (Atom)