Tuesday 17 June 2014

Hati-hati dengan Fakta Sejarah

Kemarin saya mempelajari sesuatu yang penting mengenai tulis-menulis novel. Ceritanya begini :
Ada  novel yang kubaca sebentar lalu kuletakkan lagi.  Novel itu kudapat dengan meminjam di Perpustakaan Daerah. novel itu merupakan novel fiksi sejarah. Tidak bisa saya sebutkan judulnya, karena tulisan ini tidak berimbang antara plus & minus novel itu.

Dan yang membuat saya menghentikan membaca adalah  :

 fakta sejarah yang keliru.

Novel itu berkisah tentang candi Borobudur. Sepertinya proses pembuatan candi Borobudur. Namun saya belum membaca sampai ke pembuatan candi. Yang jelas setting tahunnya Tahun Seribuan Masehi. (menurut bagian belakang sampul).

Dan yang menurut saya fatal adalah ada tokoh yang menggunakan mantra diawali dengan basmalah.
bukannya saya antipati dengan basmalah. Tapi begini : Penggunaan basmalah menunjukkan agama Islam. Sementara  setahu saya. candi borobudur lebih dulu berdiri daripada masuknya islam ke Indonesia. Jadi menurut saya fakta sejarahnya menyimpang.

Ya sudah, tidak kulanjutkan lagi. Mood untuk membacanya jadi hilang. Mungkin sebenarnya banyak yang bisa aku pelajari baik mengenai teknik penulisan, dialog dan lain-lain dalam novel itu. Namun karena fakta sejarahnya sudah kacau beliau, apa boleh buat. Kutunda membaca novel itu hingga waktu yang tidak ditentukan.

Ini adalah sebuah pelajaran berharga buatku. Kalau hendak menulis novel fiksi fantasi yang memuat sejarah, atau novel yang benda-bendanya ada di dunia nyata, riset yang lengkap adalah harga mutlak. kalau tidak, yaaaa.... gitu, dech.

Tapi tetap saja aku memberikan apresiasi kepada sang penulis novel itu. karena ia mampu menelurkan novel, sementara aku masih berkutat dengan draf naskah.

dan sekali lagi :  hati-hati dengan fakta sejarah.

No comments:

Post a Comment